Metil Biru (Methylene Blue)
Metil biru adalah pewarna thiazine yang kerap digunakan sebagai bakterisida dan fungsida pada akuarium.  Di beberapa tempat penggunaan bahan ini sudah semakin tidak populer karena diketahui mempunyai pengaruh buruk terhadap filtrasi biologi dan kemampuan warnanya untuk melekat pada kulit, pakaian, dekorasi akuarium dan peralatan lainnya  termasuk lem akuarium.  Diduga bahan inipun dapat berakibat buruk pada tanaman.

Metil biru diketahui efektif untuk pengobatan ichthyopthirius (white spot) dan jamur.  Selain itu,  juga sering digunakan untuk mencegah serangan jamur pada telur ikan. Namun jika tidak sesuai dosis akan mengakibatkan kematian pada Ikan itu sendiri.


Berikut ini beberapa penyakit ikan yang dapat disembuhkan dengan methylene blue.

1. Penyakit Aeromonas

Penyakit aeromonas cukup terkenal di kalangan para pembudidaya ikan. Penyakit ini menyerang segala jenis ikan, baik ikan konsumsi maupun ikan hias. Biasanya, ikan yang terinfeksi penyakit aeromonas akan menunjukkan gejala berupa timbulnya bercak-bercak merah pada kulitnya hingga mengakibatkan luka mengangah.


2. Penyakit Dropsy

Penyakit dropsy atau lebih dikenal dengan penyakit sisik nanas ini lebih sering menginfeksi ikan hias. Penyakit yang disebabkan dari infeksi bakteri ini dapat membuat ikan menjadi bengkak, sehingga membuat sisik-sisik ikan terlihat seperti terangkat dari tubuhnya seperti sisik nanas.


3. Penyakit Cloudy Eye

Penyakit ini disebabkan oleh spora yang menyerang mata ikan dan membuatnya seakan-akan terkena penyakit katarak. Mata ikan yang terinfeksi menjadi berwarna putih keabuan, dan berakhir pada kebutaan ikan secara permanen.
Metil biru biasanya tersedia sebagai larutan jadi di toko-toko akuarium, dengan konsenrasi 1 - 2 persen. Selain itu tersedia pula dalam bentuk serbuk.


Dosis dan Cara Pemberian

Untuk infeksi bakteri, jamur dan protozoa dosis yang dianjurkan adalah 2 ml larutan dengan konsentrasi 1 persen per 10 liter air akuarium.  Perlakuann dilakukan malalui  perendaman jangka panjang.  Hal ini hendaknya dilakukan pada akuarium terpisah, atau akuarium karantina untuk menghindari terjadinya efek buruk pada sistem filtrasi biologi dan menempelnya warna pada dekorasi akuarium.
  • Sebagai profilaktik untuk mencegah  serangan jamur pada telur, dosis yang dianjurkan adalah 2 mg/liter. 
  •  Cara yang lebih mudah adalah dengan menambahkan metil biru pada bak pemijahan setetes demi setetes.  Pada setiap tetesan biarkan larutan metil biru tersebut tersebar secara merata.  
  • Tetesan dihentikan apabila air akuarium telah berwarna  kebiruan atau biru jernih (tembus pandang).  Artinya isi di dalam akuarium tersebut masih dapat dilihat dengan jelas.  Perlakuan ini cukup dilakukan sekali kemudian  dibiarkan hingga warna terdegradasi secara alami.  
  • Dengan demikian,  apabila telur menetas nanti dan burayak makan untuk pertama kali diharapkan sudah tidak akan terpengaruh oleh kehadiaran  metil biru tersebut.   
  • Setelah  telur menetas,  penggantian air sebanyak 5 % setiap hari dapat dilakukan untuk membantu mengurangi kadar metil biru dalam air tersebut, dan juga membantu mengurangi akumulasi bahan organik dan amonium yang mungkin terbentuk dalam bak pemijahan.
Pada spesies ikan yang memiliki waktu inkubasi telur lebih dari 4 hari maka pemberian larutan metil biru dapat diberikan setiap dua hari atau tiga hari sekali.


Semoga Bermanfaat